Kedatangan bangsa barat di berbagai daerah

Kedatangan Bangsa Barat di berbagai Daerah
        Mulai akhir abad XV bangsa eropa berusaha melakukan penjelejahan samudra. Faktor – faktor pendorong penjelajahan samudra antara lain :
a)    Adanya keinginan mencari kekayaan (gold)
b)    Adanya keinginan menyebarkan agama nasrani (gospel)
c)    Adanya keinginan mencari kejayaan  (glory)
d)    Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
e)    Jatuhnya kota konstantinopel ke tangan bangsa Turki
Terbentuknya kekuasaan colonial di Indonesia
a)    Pelayaran cornelis de houtman
 Pada tahun 1595 Belanda berangkat dari Eropa di bawah pimpinan Cornelis de Houtman dan sampai di Indonesia pada tahun 1956 dengan mendarat di Banten. Sejak pelayaran de Houtman ,maka banyak berdiri perusahaan-perusahaan dagang Belanda yang masing-masing memiliki kapal sendiri dan berlayar ke Indonesia.Akibatnya harga pembelian rempah-rempah di Indonesia meningkat. Para petani dan pedagang Indonesia memporoleh untung,sedang di Eropa harga rempah-rempah makin merosot,karena makin banyak tersedia di pasaran Eropa.

b)    Pembentukan VOC
       Untuk mengatasi persaingan diantara pedagang Belanda dan persaingan pedagang Belanda dengan Portugis,maka pedagang Belanda dengan didukung oleh pemerintahnya membentuk kongsi dagang yang bernama VOC (Vereenidge Oost Indishe Compagnie)  pada tanggal 20 Maret 1602.
Tujuan VOC di Indonesia antara lain :

1)    Menguasai pelabuhan-pelabuhan penting.
2)    Menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia
3)    Melaksanakan monopoli perdagangan rempah-rempah.

Agar VOC dapat berkembang dengan baik,pemerintah Belanda memberikan hak Octori  (istimewa) ,yaitu hak untuk dapat bertindak sebagai suatu Negara.
Hak-hak tersebut antara lain :

1)    Hak monopoli perdagangan dari ujung selatan Afrika ke sebelah timur sampai ujung utara selatan Amerika
2)    Hak memiliki tentara sendiri dan pengadilan
3)    Hak memiliki mata uang sendiri
4)    Hak menguasai dan mengikat perjanjian dengan kerajaan-kerajaan lain di daerah kekuasaan monopoli perdagannya.


c)      Persaingan dagang Belanda dengan Inggris
      Inggris juga mendirikan kongsi dagang yang dinamakan EIC (East Indian Company) , pada tahun 1600 dengan daerah operasi utamanya di Indonesia. Inggris mengetahui bahwa Belanda menduduki Indonsesia,maka Inggris berniat merebiut Indonesia.
        Pada tahun 1811 Inggris berhasil merebut seluruh kekuasaan Belanda di Tanah Indonesia,sehingga kekuasaan Inggris di Indonesia berada di bawah pimpinan raffles sampai tahun 1816 berdasarkan konversi London (Convention Of London) tahun 1814.
Adapun Isi pokok dari konversi London ialah :
1)    Indonesia dikembalikan kepada Belanda
2)    Jajahan-jajahan Belanda seperti sailan,kaap koloni,Guyana tetap di tangan Inggris
3)    Cochain (di pantai Malabar) diambil oleh Inggris dan Bangka diserahkan pada Belanda sebagai gantinya 

Pengalihan Kekuasaan VOC kepada Kerajaan Belanda
a)    Pembubaran VOC
       Memasuki akhir abad ke-18 kejayaan VOC mulai merosot. Hal ini disebabkan oleh faktor internal dalam tubuh VOC itu sendiri maupun faktor eksternal di luar VOC yang menggerogoti keberadaan VOC
        Adapun faktor internal yang menyebabkan kemerosotan VOC adalah :
1)  Banyaknya pegawai VOC yang melakukan korupsi
2)  Sulitnya melakukan pengawasan terhadap daerah penguasaan VOC yang sangat  luas.
Faktor eksternal yang menyebabkan kemerosotan VOC adalah :
1)  Meletusnya revolusi Prancis menyebabkan Belanda jatuh ke tangan Prancis di bawah pimpinan Napoleon Bonaparte.
2)  Reaksi penentang oleh rakyat Indonesia terhadap VOC dalam bentuk peperangan yang banyak menyedot pembiayaan dan tenaga
Pada tanggal 31 Desember 1799 VOC dibubarkan dan pemerintah colonial di Indonesia mulai dikendalikan langsung oleh pemerintah kerajaan Belanda
.
b)    Pemerintahan Herman W.Daendels
   Sejak Belanda jatuh ke tangan Prancis pada tahun 1795,Belanda diubah namanya menjadi republic Bataaf  dan diperintah oleh Louis Napoleon,adik kaisar Napoleon Bonaparte. Tanggal 1 Januari 1808 Louis Napoleon mengutus Daendels ke Pulau Jawa.
Pada tanggal 15 Januari 1808 Daendels menerima kekuasaan dari Gubernur Jenderal Weise.Daendels dibebani tugas mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris.
Sebagai gubernur jenderal,langkah-langkah yang ditempuh Daendels, antara lain :
1)  Meningkatnya jumlah tentara dengan jalan mengambil dari berbagai suku bangsa di Indonesia.
2)  Membangun pabrik senjata di Semarang dan Surabaya.
3)  Membangun pangkalan armada di Anyer dan Ujung Kulon.
4)  Membangun jalan raya dari Anyer hingga panarukan,sepanjang kurang lebih 1.100 km.
5)  Membangun benteng-benteng pertahanan

Dalam rangka mewujudkan langkah-langkah tersebut Daendels menerapkan sistem kerja paksa (rodi).Selain menerapkan kerja paksa Daendels melakukan berbagai usaha untuk mengumpulkan dana dalam menghadapi Inggris. Langkah tersebut antara lain :
1)  Mengadakan penyerahan hasil bumi (contingenten).
2)  Memaksa rakyat-rakyat menjual hasil buminya kepada pemerintah Belanda dengan harga murah (verplichte leverantie).
3)  Melaksanakan Preanger Stelsel,yaitu kewajiban yang di bebankan kepada rakyat priangan untuk menanam kopi.
4)  Menjual tanah-tanah Negara kepada pihak swasta asing seperti kepada Han Ti Ko seorang penguasa Cina.

Pada tahun 1811 Daendels dipanggil pulang ke negerinya dan diganti Jenderal Jassens,   karena dia menjual tanah milik Negara kepada pengusaha swasta asing.
Pemerintah Jassens mewarisi situasi keamanan dan ekonomi yang sangat buruk dan dibayang-banyangi ancaman Inggris sewaktu-waktu.Pada bulan agustus 1811 Inggris mendarat di Batavia dipimpin Lord Minto. Belanda melakukan perlawanan terhadap Inggris,tetapi tidak berhasil. Akibat serangan Inggris tersebut Belanda menyerah dan akhirnya menandatangani Kapitulasi Tuntang 11 September 1811.
Isi Perjanjian Tuntang adalah :
1)    Seluruh kekuatan militer Belanda yang ada di kawasan Asia Tenggara harus diserahkan kepada Inggris.
2)    Hutang pemerintah Belanda tidak diakui oleh Inggris.
3)    Pulau Jawa,Madura,dan semua pangkalan Belanda di luar Jawa menjadi wilayah kekuasaan Inggris.

Pemerintah Inggris di Indonesia (1811-1861)

Setelah Inggris berhasil menguasai Indonesia kemudian memerintahkan Thomas Stamford Raffles sebagai Letnan Gubernur di Indonesia dan memulai tugasnya pada tanggal 19 oktober 1811.
    Kebijaksanaan Raffles selama memerintah di Indonesia :
a)    Di bidang ekonomi
Dalam bidang ekonomi,Raffles menetapkan kebijakan berupa :
1)    Menghapus segala kebijakan Daendels,seperti Contingenten /pajak/penyerahan diganti dengan sistem sewa tanah (Landrente).
2)    Semua tanah dianggap milik Negara,maka petani harus membayar pajak sebagai uang sewa.
Namun upaya Raffles dalam penerapan sistem pajak tanah mengalami kegagalan karena :
1)    Sulit menentukan besar kecilnya pajak bagi pemilik tanah,karena tidak semua rakyat mempunyai tanah yang sama.
2)    Sulit menentukan luas sempitnya dan tingkat kesuburan tanah petani.
3)    Keterbatasan pegawai-pegawai Raffles.
4)    Masyarakat desa belum mengenal sistem uang.

b)    Di bidang pemerintahan pengadilan dan social
Dalam bidang ini,Raffles menetapkan kebijakan berupa :
1)    Pulau jawa dibagi menjadi 16  karesidenan termasuk Jogjakarta dan Surakarta
2)    Masing-masing karesidenan mempunyai badan pengadilan.
3)    Melarangan perdgangan budak.

c)    Di bidang ilmu pengetahuan
Dalam bidang pengetahuan,Raffles menetapkan kebijakan berupa :
1)    Mengundang ahli pengetahuan dari luar negeri untuk mengadakan berbagai penelitian ilmiah di Indonesia
2)    Raffles bernama Arnoldi berhasil menemukan bunga bangkai sebagai bunga raksasa dan terbesar di dunia. Bunga tersebut diberi nama ilmiah Rafflesia Arnoldi.
3)    Raffles menulis buku “History of Java” dan merintis pembangunan kebun raya Bogor sebagai kebun biologi yang mengoleksi berbagai jenis tanaman di Indonesia bahkan dari berbagai penjuru dunia.

Pemerintahan Raffles tidak berlangsung lama sebab pemerintahan Napoleon di Prancis pada tahun 1814  jatuh. Akibat berakhirnya kekuasaan Louis Napoleon 1814,maka diadakan konferensi London.
Isi Konferensi London antara lain :
1)    Belanda memperoleh kembali daerah jajahannya yang dahulu direbut Inggris
2)    Penyerahan Indonesia oleh Inggris kepada Belanda berlangsung tahun 1816.
3)    Jhon Fendall diberi tugas oleh pemerintah Inggris untuk menyerahkan kembali Indonesia kepada Belanda.


Belanda menerina penyerahan Inggris melalui komisi jenderal yang terdiri dari 3 orang, yaitu Elaut, Van der Cappelen,dan Buyked. Sejak saat itu terjadi perubahan kekuasaan di Indonesia dari tangan Inggris ke tangan Belanda. Belanda menunjuk Van Der Cappelen sebagai gubernur jenderal Hindia Belanda

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Mi perfil