Hari Yang Menyebalkan
Namaku
gilang angga pratama, sebut saja gilang. Aku bersekolah di smp negeri,di kota
bandung. Sekarang aku telah menginjak kelas IX. Hufftt itu masa-masa
menegangkan bagiku, betapa tidak ? ujian nasional akan dilaksanakan beberapa
bulan lagi, ujian nasional lah yang menentukan apakah aku lulus dari sekolah
ini dan melanjutkannya ke tingkat menengah atas atau tetap tinggal di sini.
Kali ini aku harus benar benar belajar dengan serius untuk mendapatkan hasil
yang terbaik.
Namun ternyata sangat sulit untuk bisa
fokus belajar, banyak gangguan-gangguan yang terus saja mengangguku. Ke 2
sahabatku ini misalnya, mereka selalu saja mengajakku main. Mereka adalah Irman
dan Arun.
Hingga pada suatu hari setelah bel istirahat
berbunyi,kami mengobrol di halaman
sekolah, mereka bertanya padaku “Ga, besok malam kamu ada acara ngga ?”,
“Tidak, memangnya ada apa ?” jawabku. “Kita refreshing yu liat liat
pemandanganan kota bandung di malam hari” ujar Irman “Mm,aku takut dimarahin
orang tua kalo main malam-malam, lagi pula besok aku mau ngerjain pr”, “biar
kita aja yang bilang ke orang tua kamu. Ahh kamu ini pr mulu yang
dipikirin,biar lah nanti saja besok kan malam minggu ini”.. “Gimana yah”,
“Ayolahhh please” jawab irman dengan wajah manja “baiklah,tapi dengan syarat
tidak boleh pulang lebih dari jam 9”, “yeee, oke siap”
Keesokan harinya pada hari sabtu,malam,
Kami telah berjanjian bertemu di rumah rina, dan juga menunggu teman-teman
lainnya. Ya memang bukan kita bertiga saja yang main pada malam hari
itu,melainkan ada 8 orang yaitu Aku, Irman, Arun, Putra, Wira Rina,Amel, dan Fathia. Setelah semuanya
berkumpul,kami langsung berangkat ke tempat yang dituju dengan menggunakan
kendaraan roda 2. Suasana kota Bandung pada malam hari itu sangat dingin, namun
kami tetap bersemangat untuk bermain-main ke tempat tujuan kami. Setelah
setengah perjalanan yang kami lewati ,tiba-tiba wira memanggil kami “Oyy,teman-teman
berhenti dulu” ujar Wira sambil memegang kepalanya. “Ada apa Wir?” tanya Rina,
namun wira hanya diam saja dengan tangan
di kepala. “Wira pusing,rin, tadi di jalan dia minum minuman yang beralkohol”
jawab putra yang di boncengi oleh wira. Semuanya kaget mendengar apa yang
dilakukukan wira, seolah olah kami tidak percaya apa yang di bawa wira, tapi setelah mengetahui wira meminum minuman berakohol,kami
menegurnya dan membuang minuman itu,juga kami menyuruh putra untuk mengendarai
motornya,karena sangat membahayakan bila wira yang mengendarainya. Lalu kami
melanjutkan perjalanannya. Namun apa hal kendaraan wira dan putra terhenti kembali,
kali ini muka wira sangat pucat dan berjalannya pun sempoyongan. Kami disana
mulai panik, termasuk Rina yang terus menegur wira daritadi. Kami pun
kebingungan apakah mau kembali lagi ke rumah atau melanjutkan perjalanan yang
hampir sedikit lagi sampe. Disaat sedang kebingungan, dengan setengah sadar
wira malah menaiki kembali motornya dan menyuruh putra untuk menjalankan
kembali. Akhirnya kami pun mengikuti kendaraannya wira.
Sampai di tempat yang kami tuju, suasana
sangat ramai sekali,hingga menimbulkan kemacetan lalu lintas di sekitar itu.
Juga hawa sangat panas dengan mesin mesin motor menyala. Kami mencari-cari
lahan yang kosong untuk memarkirkan kendaraan, namun tiba-tiba wira menunjuk
langit, “Woyy, liat itu alien” teriak wira sampai mengundang perhatian orang
disekitar untuk melihatnya. Padahal itu
adalah kertas yang berterbangan di langit. Tak hanya itu wira juga menunjuk
restoran terkenal di Bandung, dia menganggap itu adalah tukang bubur dan masih
banyak lagi tingkah laku aneh yang dilakukan Wira. Sungguh memalukan apa yang
dilakukan wira itu. Perasaanku sudah tidak enak dengan semua itu dan meminta
temanku untuk pulang saja, namun teman-temanku masih saja mencari-cari lahan parkir
hingga kami pun terpisah dari teman lainnya. Aku bersama Rina kebingungan
menemukan teman-teman,karena kita tidak tahu jalan-jalan yang ada di kota
Bandung. Maklum aku baru pertama kalinya kesini. Tak lama kemudian ada pesan
singkat (sms) yang berbunyi di handphone ku,ternyata itu pesan dari Putra,
“Ga,kamu dimana ? aku ada di gedung merdeka, cepet kesini,ditunggu” ujar Putra.
Aku pun langsung menuju ke tempat yang dikatakan Putra itu. Dan benar putra
bersama Wira ada disana sedang menungguku juga menunggu teman-teman
lainnya,karena dia pun terpisah.
Terlihat dari kejauhan
Amel,Fathia,Arun,dan Irman mendekatiku. Akhirnya kami pun bersama lagi, kami
pun memutuskan untuk pulang ke rumah, karena memang waktu sudah larut malam.
0 komentar:
Posting Komentar